Pages

Wednesday, February 9, 2011

heart's note

[lelaki]

Sekali lagi. Pagi ini kulihat ada luka di matanya. Mata yang binar dan kerjapnya tak bosan kunikmati kala kami bertukar cerita di sela obrolan makan siang, di lift, atau di perjalanan dari dan menuju parkiran motor.


Dia baru saja datang. Telat seperempat jam dari biasanya. Dengan setelan bunga-bunga dia tampak cantik di mataku. Cantik yang sederhana, tapi aku suka. Mendung di matanya bahkan membuatnya semakin cantik. Membangkitkan naluri lelakiku untuk melindunginya.

Dia yang indah dalam kesederhanaannya. Lima tahun berteman dan dekat dengannya membuatku mengerti. Betapa pintar dia sembunyikan luka di balik tawa dan ceritanya di depan semua orang. Oh, ralat, tidak semua orang. Aku adalah perkecualian. Denganku, dia tak bisa berpura-pura seolah luka adalah bahagia.

Dia, perempuan tangguh yang menyimpan berjuta tangis di hatinya. Perempuan yang selalu apa adanya dan bersahaja, yang diam-diam telah lama meruntuhkan beku hatiku. Perempuan yang.. hhh.. selalu kudesahkan namanya, dalam malam-malam yang berbalut rindu.

"Kalau memang ingin berbagi, kamu tau, aku selalu ada..", cepat kuketikkan kalimat itu sesaat setelah YMnya menyala.

Di kubikel seberang, kulihat dia menoleh padaku, menatapku. Dengan matanya yang selain luka, juga berkaca.

***
[perempuan]

Ups. Airmataku hampir tumpah. Padahal sejak bangun tidur aku sudah berusaha untuk melupakan semuanya, menyimpan tangis dan segala yang tumpah malam sebelumnya. Melupakan semua sakit yang membuatku insomnia hingga bangun kesiangan dan nyaris terlambat tiba di kantor.

Sungguh, bukan hal yang gampang untuk menutupi semuanya, apalagi di hadapan anak-anak, yang seringkali perasaannya begitu sensitif hingga bisa melontarkan pertanyaan, "Mama kok nangis kenapa..?" atau, "Kenapa Papa sama Mama nggak ngobrol sih..?"

Tapi messagenya yang muncul tiba-tiba, begitu aku duduk dan menyalakan komputer, membuatku ingin menangis lagi. Dia begitu baik. Penuh perhatian. Tidak seperti pria lain yang kebanyakan tingkah dan suka 'menjurus', dia begitu santun dan tulus.

Dan pagi ini, sapaan YMnya, membuatku merasakan hangat di tengah galau hati. Membuat tangisku yang tersimpan, kembali mendesak untuk tumpah.

Dengan mata yang membasah, kubalas messagenya, "Aku gpp.. cuma agak nggak enak badan."

Oh, sungguh rasanya ironis sekali. Mengapa justru pria ini yang selalu ada untukku dan begitu peduli..? Begitu care dan.. dia selalu bisa membaca perasaanku. Seperti pagi ini.

And something warm is just rolling through my eyes...

No comments:

Post a Comment