Pages

Tuesday, December 2, 2014

Ketika Hilmy Sakit (1)



Sabtu, 29 November 2014

Alhamdulillah siang tadi Hilmy sudah boleh pulang dari rumah sakit. Sejak hari Rabu dia opname di Wijaya Kusuma. Tifus dan DB sekaligus, kata dokter. Empat hari mondok di RS. Wah, berarti seperti kasus Nadaa kakaknya kira-kira setahun lalu.

Masih ingat kurang lebih 3 minggu lalu, Minggu 9 November 2014 saya mengajak Hilmy ke Jogja. Senin – Kamis 10 – 13 November 2014 ada ujian JFA di BPKP Perwakilan Yogyakarta. Nadaa sementara saya titip di rumah kakak.

Senin siang sepulang ujian dan kembali ke hotel, Hilmy mulai anget. Ndilalah saat itu saya tidak membawa madu dan propolis, padahal biasanya kalo pergi sama anak-anak pasti bawa. Sempat kepikiran mau bawa, tapi sok-sokan positive thinking Hilmy sehat-sehat saja selama di Yogya..

Jadi begitu. Selama 4 hari ikut saya ujian, sore – malamnya Hilmy demam. Waktu itu cuma saya kasih paracetamol. Alhamdulillah selama ikut ujian di pagi – siang hari, Hilmy baik-baik saja dan terlihat ‘sehat’ plus tidak rewel. Ohya, ternyata Nadaa juga demam mulai hari Senin di rumah kakak saya. Aduh, benar-benar ujian lahir-batin rasanya.

Pulang dari Yogya Kamis 13 November 2015 , sampai rumah menjelang magrib. Hujan deras. Jumat sorenya baru bisa bawa anak-anak ke dokter keluarga. Nadaa masih demam lumayan tinggi, Hilmy cuma tinggal ‘anget’ doang. Diagnosa sementara: Nadaa kambuh tifusnya, sementara Hilmy cuma kecapekan saja, walaupun saat diperiksa perutnya agak kembung. Saat diukur suhu tubuh, Nadaa 38.5 derajat dan Hilmy 37 derajat.

Herannya, walaupun dokter bilang Hilmy demam karena capek, tetap saja dikasih sirup antibiotik. Selain itu ada puyer untuk panas, pusing, radang. Nadaa yang kambuh tifusnya juga dikasih antibiotik dan beberapa tablet lainnya untuk demam serta vitamin.

Dua hari minum obat dokter Hilmy sudah terlihat sehat. Ohya, saya hanya memberi Hilmy puyernya saja, antibiotiknya tidak. Pertimbangannya agar anak tidak ‘sedikit-sedikit antibiotik’. Lagipula waktu itu dokter cuma bilang demam karena capek.

Senin 17 November Hilmy mulai sekolah lagi. Tapi besok sorenya badannya kembali anget. Bermaksud jaga-jaga, hari Rabunya Hilmy saya liburkan dulu sekolahnya. Konsumsi madu + propolis. Tapi kok masih saja demam, dan ada batuknya juga. Biasanya dengan madu+propolis, demam dan batuk Hilmy berangsur sembuh, walaupun memang agak lebih lama dibanding dengan minum obat dokter.

Berhubung tidak ada perkembangan positif, Sabtu  22 November saya bawa ke dokter keluarga lagi. Dokter bilang diagnosis sementara ISPA, dan memberi antibiotik sirup cefadroxil plus puyer untuk demam dan pusing. Belum bisa dipastikan tifus/DB karena perlu cek darah. Dokter pesan jika dalam 2-3 hari (pas obatnya habis) belum ada perkembangan maka harus datang lagi untuk cek darah.

Begitulah. Hilmy masih demam, malah cenderung naik. Memang saat-saat setelah minum obat panasnya turun dan badannya berkeringat. Tapi tak lama demamnya kembali datang. Begitu terus sampai obatnya habis. Malah di hari Minggu (23 November) sore, dia sempat seperti berhalusinasi melihat binatang-binatang di langit-langit dan tembok kamar.

Entah halusinasi entah apa, yang jelas Hilmy menceritakan makhluk-makhluk (binatang) yang dilihatnya dengan jelas dan rinci. “Tuh tuh.. Kelincinya lompat. Ada serigala.. mulai mengejar.. Itu di sana gorilla..” dst dsb. Alhamdulillah malam setelah minum obat suhunya lumayan turun.

Senin (24 November) malam saat obatnya habis, saya bawa Hilmy ke dokter lagi, tapi sayang sudah tutup. Jadi baru keesokan paginya bertemu dokter dan langsung dirujuk ke rumah sakit. Secara fisik sih Hilmy terlihat masih lumayan aktif dan seperti tidak sedang sakit (parah), masih lumayan ceria dan banyak bicara, tapi panasnya memang lumayan tinggi. Di rumah -- sebelum ke dokter -- saya ukur suhunya mencapai 39 derajat. Kemungkinan tifus, kata dokter sambil menulis surat rujukan.

(bersambung)

No comments:

Post a Comment